A. PENELUSURAN GOA VERTIKAL
Peralatan pribadi :
- Sit harnest dan chest harnest
- Footlope
- Cowstail
- Ascender ( jummar)
- Descender (capstan, rack)
- Croll
- Maillon rapide
- Carabiner
- Helm dilengkapi lampu
Peralatan team
- Tali (statik rope)
Mempunyai karakteristik : kuat, memilikidaya tahan terhadap gesekan, daya lentur kecil dan dapat menyerap kejut.
- Webbing
- Rock anchor
- Hanger
- Perlengkapan lainnya : tackle bag, kamera, kompas, altimeter, stick light.
Peralatan pribadi :
- Sit harnest dan chest harnest
- Footlope
- Cowstail
- Ascender ( jummar)
- Descender (capstan, rack)
- Croll
- Maillon rapide
- Carabiner
- Helm dilengkapi lampu
Peralatan team
- Tali (statik rope)
Mempunyai karakteristik : kuat, memilikidaya tahan terhadap gesekan, daya lentur kecil dan dapat menyerap kejut.
- Webbing
- Rock anchor
- Hanger
- Perlengkapan lainnya : tackle bag, kamera, kompas, altimeter, stick light.
B. PENELUSURAN GOA HORISONTAL
Peralatan pribadi :
- helm lengkap dengan lampu
- coverall/werkpak
- sepatu
Peralatan team :
- Tali
- Webbing
- Kamera
- Perahu karet
- Kompas
- Stick light.
Peralatan pribadi :
- helm lengkap dengan lampu
- coverall/werkpak
- sepatu
Peralatan team :
- Tali
- Webbing
- Kamera
- Perahu karet
- Kompas
- Stick light.
TEKNIK PENELUSURAN GOA VERTIKAL (TPGV) DAN SINGLE ROPE TEKNIK
Salah satu teknik untuk penelusuran goa vertikal
adalah menuruni tali dengan teknik SRT (single rope teknik). Teknik ini
menggantikan penggunaan tangga gantung yang berat dan susah dalam
riggingnya.
Macam-macam SRT :
a. Rope Walking System (Jummaring).
Ciri utamanya adalah kedua kaki diikatkan pada ascender yang terpisah, sehinnga kaki bebas bergerak seperti orang menaikki tangga.
b. Sit-stand system
Ciri pokok ini adalah menggunakan ascender dan descender dengan memindahkan berat tubuh secara bergantian antara kaki dan pinggul sehingga system ini tidak cepat lelah dan mudah beristirahat. Teknik yang sering digunakan adalah Frog Rig System.
Macam-macam SRT :
a. Rope Walking System (Jummaring).
Ciri utamanya adalah kedua kaki diikatkan pada ascender yang terpisah, sehinnga kaki bebas bergerak seperti orang menaikki tangga.
b. Sit-stand system
Ciri pokok ini adalah menggunakan ascender dan descender dengan memindahkan berat tubuh secara bergantian antara kaki dan pinggul sehingga system ini tidak cepat lelah dan mudah beristirahat. Teknik yang sering digunakan adalah Frog Rig System.
RIGGING
Adalah suatu teknik untuk pemasangan lintasan tali untuk goa vertikal .
a. Syarat-syarat rigging
Ada beberapa syarat rigging yang baik adalah :
- aman dilewati oileh semua personel team.
- Tidak merusak peralatan
- Dapat dilewati oleh semua anggota team lainnya.
b. Peralatan rigging
Peralatan rigging sangat banyak tergantung pada lintasan vertikalnya yaitu:
- Tali
Jenis tali :
1. Hawsterlait.
Berbentuk lilitan dari bahan nylon.
2. Kernmantel
Terdiri dari dua bagian yaitu kern (bagian dalam/inti) dan mantel (bagian luar/ pembungkus).
Kekuatan tali = A2 x 22 kg dan A = diameter tali (mm)
- Ladder
Ladder atau tangga tali yang terbuat dari kawat baja. Ladder ini sangat efektif untuk pitch pendek dan bentuk lintasan overhang.
- Webbing
Berguna untuk pemasangan tambatan alam, deviasi.
- Padding
Berfungsi untuk melindungi tali dari gesekan.
- Carabiner
Fungsinya untuk pengait. Berdasarkan pengamanannya dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Carabiner screw gate
Jenis ini mempunyai pengunci skrew.
2. Carabiner non screw gate
Jenis ini tidak mempunyai pengunci.
- Pengaman sisip
Merupakan peralatan tambahan untuk membuat tambatan, penggunaannya tergantung pada bentuk bawaan batuan. Contohnya chock stopper, hexentrik, friend.
- Paku pitton
Berbentuk seperti paku yang ditanamkan pada celah vertikal maupun horisontal.
- Bolts (bor tebing)
Digunakan apabila tidak ditemui natural anchor.
- Hanger
Merupakan pasangan dari bolts tempat penambatan tali.
- Hammer
Untuk mengetes batuan maupun untuk mengebor tebing.
c. Anchor
Anchor merupakan point atau obyek yang digunakan sebagai tambatan. Yang diperhitungkan dalam pemilihan tambatan adalah jemis tambatan, posisi tambatan dan kekuatan tambatan.
Adalah suatu teknik untuk pemasangan lintasan tali untuk goa vertikal .
a. Syarat-syarat rigging
Ada beberapa syarat rigging yang baik adalah :
- aman dilewati oileh semua personel team.
- Tidak merusak peralatan
- Dapat dilewati oleh semua anggota team lainnya.
b. Peralatan rigging
Peralatan rigging sangat banyak tergantung pada lintasan vertikalnya yaitu:
- Tali
Jenis tali :
1. Hawsterlait.
Berbentuk lilitan dari bahan nylon.
2. Kernmantel
Terdiri dari dua bagian yaitu kern (bagian dalam/inti) dan mantel (bagian luar/ pembungkus).
Kekuatan tali = A2 x 22 kg dan A = diameter tali (mm)
- Ladder
Ladder atau tangga tali yang terbuat dari kawat baja. Ladder ini sangat efektif untuk pitch pendek dan bentuk lintasan overhang.
- Webbing
Berguna untuk pemasangan tambatan alam, deviasi.
- Padding
Berfungsi untuk melindungi tali dari gesekan.
- Carabiner
Fungsinya untuk pengait. Berdasarkan pengamanannya dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Carabiner screw gate
Jenis ini mempunyai pengunci skrew.
2. Carabiner non screw gate
Jenis ini tidak mempunyai pengunci.
- Pengaman sisip
Merupakan peralatan tambahan untuk membuat tambatan, penggunaannya tergantung pada bentuk bawaan batuan. Contohnya chock stopper, hexentrik, friend.
- Paku pitton
Berbentuk seperti paku yang ditanamkan pada celah vertikal maupun horisontal.
- Bolts (bor tebing)
Digunakan apabila tidak ditemui natural anchor.
- Hanger
Merupakan pasangan dari bolts tempat penambatan tali.
- Hammer
Untuk mengetes batuan maupun untuk mengebor tebing.
c. Anchor
Anchor merupakan point atau obyek yang digunakan sebagai tambatan. Yang diperhitungkan dalam pemilihan tambatan adalah jemis tambatan, posisi tambatan dan kekuatan tambatan.
Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Natural anchor
Merupakan anchor alam seperti pohon, libang tembus, rekahan,chock stone, stalaktit atau stalakmit.
2. Anchor buatan.
Apabila tidak ditemukan natural anchor maka satu-satunya jalan adalah pembuatan anchor buatan dengan bor tebing.
Berdasarkan posisi dan urutan mendapatkan beban dapat dibedakan mebjadi :
1. Main anchor
Atau anchor utama yang secara langsung mendapatkan beban.
2. Back up anchor
Berfungsi sebagai anchor cadangan apabila main anchor jebol.
1. Natural anchor
Merupakan anchor alam seperti pohon, libang tembus, rekahan,chock stone, stalaktit atau stalakmit.
2. Anchor buatan.
Apabila tidak ditemukan natural anchor maka satu-satunya jalan adalah pembuatan anchor buatan dengan bor tebing.
Berdasarkan posisi dan urutan mendapatkan beban dapat dibedakan mebjadi :
1. Main anchor
Atau anchor utama yang secara langsung mendapatkan beban.
2. Back up anchor
Berfungsi sebagai anchor cadangan apabila main anchor jebol.
d. Fall factor
Pemasangan antara main anchor dengan back up harus memperhitungkan fall factornya yaitu beban hentakan yang diterima back up saat main anchor terlepas atai jebol.
FF = JARAK JATUH / PANJANG TALI
Pemasangan antara main anchor dengan back up harus memperhitungkan fall factornya yaitu beban hentakan yang diterima back up saat main anchor terlepas atai jebol.
FF = JARAK JATUH / PANJANG TALI
e. Lintasan
Pembuatan lintasan vertikal yang baik adalah harus memperhatikan syarat rigging sehingga diogunakan beberapa variasi lintasan. Variasi lintasan ini dibuat untuk keselamatan alat dan penelusur juga karena bentuk medannya.
Macamnya adalah :
1. Intermediate
Bentuknya adalah menghilangkan friksi tali pada dinding goa dengan cara memasang tambatan pada titik gesekan.
2. Deviasi
Dibuat untuk menghilangkan friksi juga dengan sara menarik tali/lintasan kearah luar dari titik gesekan dengan tambahan anchor.
3. Lintasan traverse
4. Lintasan Tyrolean
Ada dua yaitu horisontal tyrolean dan sloping tyrolean.
5. lintasan ladder
f. simpul
simpul yang baik untuk penelusuran goa vertikal dubagi menjadi lima kriteria yaitu :
1. mudah dibuat
2. mudah dilihat kebenaran lilitannya
3. aman
4. mudah dilepas
5. mengurangi kekuatan tali seminimal mungkin.
Pembuatan lintasan vertikal yang baik adalah harus memperhatikan syarat rigging sehingga diogunakan beberapa variasi lintasan. Variasi lintasan ini dibuat untuk keselamatan alat dan penelusur juga karena bentuk medannya.
Macamnya adalah :
1. Intermediate
Bentuknya adalah menghilangkan friksi tali pada dinding goa dengan cara memasang tambatan pada titik gesekan.
2. Deviasi
Dibuat untuk menghilangkan friksi juga dengan sara menarik tali/lintasan kearah luar dari titik gesekan dengan tambahan anchor.
3. Lintasan traverse
4. Lintasan Tyrolean
Ada dua yaitu horisontal tyrolean dan sloping tyrolean.
5. lintasan ladder
f. simpul
simpul yang baik untuk penelusuran goa vertikal dubagi menjadi lima kriteria yaitu :
1. mudah dibuat
2. mudah dilihat kebenaran lilitannya
3. aman
4. mudah dilepas
5. mengurangi kekuatan tali seminimal mungkin.
0 komentar:
Posting Komentar