Manajemen Carrier

Kapasitas berat yang perlu dipikul oleh carrier perlu diketahui. Berat yang diisi menurut kapasitasnya adalah sebagai berikut:
  • kapasitas 60 liter     : maksimal berat 11 kg
  • kapasitas 80 liter     : maksimal berat 15 kg
  • kapasitas 100 liter   : maksimal berat 18 kg
Dalam melakukan pengepakan barang hindari menggantungkan barang diluar ransel, karena akan sangat mengganggu perjalanan kita. Menyusun perlengkapan ke dalam carrier harus senyaman dan seefisien mungkin. Sistem packing selain ditentukan oleh desain ransel, juga dipengaruhi oleh cara menyusun barang ke dalam ransel.
Sedikit tips dari kami dalam packing carrier:
  • Tempatkan barang-barang yang lebih berat setinggi dan sedekat mungkin dengan badan. Barang-barang yang relatif lebih ringan (sleeping bag, pakaian ganti) ditempatkan dibagian bawah
  • Barang yang sewaktu-waktu diperlukan diletakkan di bagian atas atau diletakkan di katung luar ransel (ponco, p3k, kamera, dll).
  • Kelompokkan barang-barang dan masukkan kedalam kantung plastik yang tidak tembus air, terutama pakaian cadangan, pakaian dalam, buku, dll.
  • Usahakan semua barang dalam kondisi rapat (high tide), tidak ada ruang kosong terutama di bagian tepi. Jika perlu ditekan kebawah (dengan kaki).
  • Carrier yang telah diisi dengan baik dapat dilihat dari bentuk dan posisinya. Jika digerakkan cenderung seimbang, tidak ada yang bergerak di dalamnya, dan jika didirikan tidak rebah karena gaya berat menuju ke bawah.
Kurang lebih gambaran sederhana dari packing carrier adalah sebagai berikut:
So, mari kita packing dengan benar supaya perjalanan bersama carrier menjadi lancar.

Post navigation ← Previous Next → Info Gunung: Gede (2.958 m dpl) – Pangrango (3.019 m dpl)

Jalur pendakian: Jalur Cibodas
Pos-pos:
  • Pos Pendakian TNGGP, Cibodas (1.425 m dpl)
  • Telaga Biru (1.575 m dpl)
  • Rawa Gayang Agung (1.600 m dpl)
  • Pos Panyancangan Kuda (1.628 m dpl)
  • Air terjun Ciberem (1.675 m dpl)
  • Pos Batu Kukus (1.820 m dpl)
  • Pos Pondok Pemandangan (2.150 m dpl)
  • Pos Kandang Batu (2.220 m dpl)
  • Kandang Badak (2.393 m dpl)
  • Puncak Pangrango (3.019 m dpl)
  • Lembah Mandalawangi
  • Tanjakan setan
  • Puncak Gede (2.958)
Sumber air:
Pos Pendakian Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)
Transportasi:
  1. Dari Plantagama menuju stas.Lempuyangan
  2. Dari stas.Lempuyangan Yogyakarta menuju stas.Kiara Condong Bandung dengan kereta Kahuripan.
  3. Dari stas.Kiara Condong Bandung menuju stas.Padalarang Bandung dengan kereta lokal.
  4. Dari stas.Padalarang Bandung menuju Simpang Tol dengan angkot
  5. Dari Simpang Tol menuju Kebun Raya Cibodas dengan bus jurusan Jakarta
  6. Dari Kebun Raya Cibodas menuju Kantor Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dengan angkot
Info tambahan:
  • Jalur resmi pendakian gunung Gede-Pangrango ada 3 yaitu via Cibodas, Gunung Putri, dan Selabintana.
  • Apabila Anda melakukan pendakian via Cibodas maka Anda dapat menjumpai sumber mata air panas.
  • Puncak Pangrango ditandai dengan sebuah patok dan masih bervegetasi lebat.
  • Tercium aroma belerang dari kawah Gede sehingga direkomendasikan untuk membawa masker.
  • Jalur pendakian Gede-Pangrango ditutup pada bulan Agustus untuk mengembalikan ekosistem hutan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.
  • Peraturan pendakian Gunung Gede – Pangrango sangat ketat. Peraturan itu antara lain:
  1. Melapor kepada petugas di pintu masuk dan di pintu keluar. Petugas akan memeriksa perlengkapan bawaan Anda dan ijin Anda sebelum dan setelah pendakian.
  2. Dilarang membawa binatang dan tumbuhan dari luar ke dalam kawasan TNGGP.
  3. Dilarang memberi makanan kepada satwa.
  4. Tidak diijinkan membuat api di dalam kawasan, kecuali pada lokasi yang sudah diijinkan.
  5. Dilarang merusak, memindahkan, mencoret-coret sarana dan prasarana di dalam kawasan.
  6. Dilarang memetik, memindahkan, dan mengambil tumbuhan dari dalam kawasan.
  7. Jangan berjalan di luar jalur utama yang sudah ditentukan.
  8. Jangan membuang dan meninggalkan sampah di dalam kawasan, bawa sampah Anda ketika turun dari gunung.
  9. Dilarang membawa shampo, sabun, odol dan bahan detergen lain yang dapat mencemari air tanah.
  10. Dilarang membawa radio, alat musik, minuman beralkohol, dan narkoba kedalam kawasan.
(Sumber: http://www.gedepangrango.org/info-pengunjung/pendakian/)
  • Bagi siapa saja yang ingin mendaki ke gunung Gede dan Pangrango wajib untuk mendapatkan ijin SIMAKSI di Kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dengan melakukan booking sebelumnya. Lama maksimum pendakian adalah 2 hari 1 malam.
  • Untuk mengurangi dampak negatif kepada lingkungan dan agar pengalaman saat mendaki memuaskan, maka TNGGP menetapkan sistem kuota,yaitu 600 orang pendaki per hari melalui 3 pintu masuk dengan pembagian: Cibodas 300 orang, Gunung Putri 200 orang, dan Selabintana 100 orang.
gede pangrango
Peta Jalur Pendakian Gunung Gede-Pangrango

Survival


Definisi Survival


Arti survival sendiri terdapat berbagai macam versi, yang akan kita bahas di sini hanyalah menurut versi pencinta alam
      S : Sadar dalam keadaan gawat darurat
      U : Usahakan untuk tetap tenang dan tabah
      R : Rasa takut dan putus asa hilangkan
      V : Vitalitas tingkatkan
      I : Ingin tetap hidup dan selamat itu tujuannya
      V : Variasi alam bisa dimanfaatkan
      A : Asal mengerti, berlatih dan tahu caranya
      L : Lancar, slaman, slumun, slamet
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival ini, agar dapat membantu anda keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah "STOP" yang artinya :
      S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
      T : Thingking / berpikirlah
      O : Observe / amati keadaan sekitar
      P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Mengapa Ada Survival
Timbulnya kebutuhan survival karena adanya usaha manusia untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi.
Kesulitan-kesulitan tsb antara lain :
  • Keadaan alam (cuaca dan medan)
  • Keadaan mahluk hidup disekitar kita (binatang dan tumbuhan)
  • Keadaan diri sendiri (mental, fisik, dan kesehatan)
Banyaknya kesulitan-kesulitan biasanya timbul akibat
kesalahan-kesalahan kita sendiri

.
Kebutuhan survival
 
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor
   1. Sikap mental
          -  Semangat untuk tetap hidup
          -  Kepercayaan diri
          -  Akal sehat
           - Disiplin dan rencana matang
           - Kemampuan belajar dari pengalaman
   2. Pengetahuan
           - Cara membuat bivak
           - Cara memperoleh air
           - Cara mendapatkan makanan
           - Cara membuat api
           - Pengetahuan orientasi medan
           - Cara mengatasi gangguan binatang
           - Cara mencari pertolongan
 
   3. Pengalaman dan latihan
           - Latihan mengidentifikasikan tanaman
           - Latihan membuat trap, dll
 
   4. Peralatan
           - Kotak survival
           - Pisau jungle , dll
 
   5. Kemauan belajar

Langkah yang harus ditempuh bila
saudara atau kelompok anda tersesat :
  • Mengkoordinasi anggota
  • Melakukan pertolongan pertama
  • Melihat kemampuan anggota
  • Mengadakan orientasi medan
  • Mengadakan penjatahan makanan
  • Membuat rencana dan pembagian tugas
  • Berusaha menyambung komunikasi dengan dunia kuar
  • Membuat jejak dan perhatian
  • Mendapatkan pertolongan
    Bahaya-bahaya dalam survival
     
    Banyak sekali bahaya dalam survival yang akan kita hadapi, antara lain :
         1.  Ketegangan dan panik
                      Pencegahan :
                                      - Sering berlatih
                                      - Berpikir positif dan optimis
                                      - Persiapan fisik dan mental
          2.  Matahari / panas
                  - Kelelahan panas
                  - Kejang panas
                  - Sengatan panas

                Keadaan yang menambah parahnya keadaan panas :
                   - Penyakit akut/kronis
                   - Baru sembuh dari penyakit
                   - Demam
                   - Baru memperoleh vaksinasi
                   - Kurang tidur
                   - Kelelahan
                   - Terlalu gemuk
                   - Penyakit kulit yang merata
                   - Pernah mengalami sengatan udara panas
                   - Minum alkohol
                   - Dehidrasi
                       Pencegahan keadaan panas :
                            - Aklimitasi
                            - Persedian air
                            - Mengurangi aktivitas
                            - Garam dapur
                            - Pakaian :
                                        -  Longgar
                                        -  Lengan panjang
                                        -  Celana pendek
                                        -  Kaos oblong
         3. Serangan penyakit
                  - Demam
                  - Disentri
                  - Typus
                  - Malaria
         4. Kemerosotan mental
                      Gejala         : Lemah, lesu, kurang dapat berpikir dengan baik, histeris
                      Penyebab    : Kejiwaan dan fisik lemah
                                          Keadaan lingkungan mencekam
                      Pencegahan : Usahakan tenang
                                          Banyak berlatih

         5. Bahaya binatang beracun dan berbisa
                   Keracunan
                          Gejala          : Pusing dan muntah, nyeri dan kejang perut, kadang-kadang
                                               mencret, kejang-kejang seluruh badan, bisa pingsan.
                          Penyebab     : Makanan dan minuman beracun
                          Pencegahan  : Air garam di minum
                                               Minum air sabun mandi panas
                                               Minum teh pekat
                                               Di tohok anak tekaknya

         6. Keletihan amat sangat
                         Pencegahan : Makan makanan berkalori
                                             Membatasi kegiatan
          7. Kelaparan
          8. Lecet
          9. Kedinginan
                       Untuk penurunan suhu tubuh < 30ƒ C bisa menyebabkan kematian
    Membuat Bivak (Shelter)
     
    Tujuan : untuk melindungi dari angin, panas, hujan, dingin

    Jenis-jenis Shelter :

    1. Shelter asli alam
      Gua : Bukan tempat persembunyian binatang
               Tidak ada gas beracun
               Tidak mudah longsor
    2. Shelter buatan dari alam
    3. Shelter buatan
       
    Syarat Shelter :    
     
    Hindari daerah aliran air
    Di atas shelter tidak ada dahan pohon mati/rapuh
    Bukan sarang nyamuk/serangga
    Bahan kuat
    Jangan terlalu merusak alam sekitar
    Terlindung langsung dari angin
    Mengatasi Gangguan Binatang
     
        a.  Nyamuk
    • Obat nyamuk, autan, dll
    • Bunga kluwih dibakar
    • Gombal dan minyak tanah dibakar kemudian dimatikan sehingga asapnya bisa mengusir nyamuk
    • Gosokkan sedikit garam pada bekas gigitan nyamuk
       
        b.  Laron
    • Mengusir laron yang terlalu banyak dengan cabe yang digantungkan
       
        c.  Lebah     Apabila disengat lebah :
    • Oleskan air bawang merah pada luka berkali-kali
    • Tempelkan tanah basah/liat di atas luka
    • Jangan dipijit-pijit
    • Tempelkan pecahan genting panas di atas luka  
        d.  Lintah       
      •   Apabila digigit lintah :
      • Taburkan abu rokok di atas lintahnya
    •  
       e.  Semut
     
    • Gosokkan obat gosok pada luka gigitan
    • Letakkan cabe merah pada jalan semut
    • Letakkan sobekan daun sirih pada jalan semut
       
        f.  Kalajengking dan lipan







     
    • Pijatlah daerah sekitar luka sampai racun keluar
    • Ikatlah tubuh di sebelah pangkal yang digigit
    • Tempelkan asam yang dilumatkan di atas luka
    • Bobokkan serbuk lada dan minyak goreng pada luka
    • Taburkan garam di sekeliling bivak untuk pencegahan
        g.  Ular
    Pembahasan lebih lanjut dalam materi EMC


     
 



Gunung Wilis

Hutan pegunungan Wilis pada sisi Kediri, tepatnya di daerah Dolo kecamatan Mojo. Hutan dengan banyak aliran air, berhawa digin dan tingkat kelembaban rendah

Gunung Wilis adalah sebuah gunung non-aktif yang terletak di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Gunung Wilis memiliki ketinggian 2552 meter, serta puncaknya berada di perbatasan antara enam kabupaten yaitu Kediri, Tulungagung, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, dan Trenggalek. Obyek wisata Gunung Wilis yang paling banyak adalah air terjun, namun belum begitu dikembangkan hingga saat ini. Daerah perbukitan Gunung Wilis pernah dilalui oleh Jendral Sudirman sebelum melakukan serangan sebelas maret ke Yogyakarta.

Untuk mendaki ke Gunung Wilis dari arah timur, pendakian dapat dimulai melalui Kabupaten Kediri tepatnya Kecamatan Mojo. Jalan menuju ke puncak gunung Wilis sudah dibangun memadai melalui Mojo. Sementara itu dari arah selatan Gunung Wilis dapat didaki dari Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung. Apabila ingin mencapai Gunung Wilis dari arah utara, pendakian dapat dimulai dari Kabupaten Nganjuk, sementara dari arah barat, pendakian dapat dimulai dari Kabupaten Ponorogo atau Kabupaten Madiun.

Gunung Wilis mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung.
[sunting] Air Terjun pada gunung Argowilis

Air terjun Laweyan, Sendang, Tulungagung


Air terjun Sedudo, Sawahan, Nganjuk


Air terjun Ironggolo, Mojo, Kediri


Air terjun Dolo, Mojo, Kediri
Gunung Wilis merupakan gunung tidak aktif dengan tinggi 2563 mdpl di Jawa Timur. Gunung tersebut merupakan gunung dengan 5 puncak yang masing - masing dapat dijangkau dari tiap kota misalnya Puncak Liman dapat dijangkau dari kota Nganjuk dan Kediri dan banyak puncak lain, dan juga konon salah satu puncaknya ada yang belum pernah didaki dan juga belum ada yang berhasil berekspedisi ke salah satu puncaknya tersebut. Ada juga puncak lain 2300mdpl yang dapat diakses lewat daerah Tulungagung yang merupakan puncak paling favorit didaki para pendaki karena selain medannya menantang, juga banyak ditemui pemandangan alami misalnya air terjun, situs purbakala atau candi , juga hamparan kebun teh yang terkenal dengan sebutan Teh Hijau Kaki Wilis. Selain itu juga terkenal daerah penghasil susu sapi dan sayuran seperti kobis, kol, wortel, sawi dll. Gunung tersebut dapat dikatakan bahwa merupakan gunung yang masih dikatakan alami ‘Perawan’ karena pada dasarnya lokasinya yang jauh dari pusat kota dan keramaian apalagi akses ke lokasi dengan kendaraan umum juga lumayan sulit didapatkan sehingga jarang dijamah tangan pendaki yang usil. Dalam setiap perjalanannya ke Puncak banyak juga ditemui tanaman alami khas pegunungan suplir, Anggrek, namun jarang ditemui edelwise yang tidak dapat ditemui dari gunung - gunung lain dan juga masih terkenal dengan binatang buasnya dan liar semisal harimau, ular phiton, monyet, babi hutan. Jalur Tulungagung merupakan jalur favorit masyarakat Tulungagung dan sekitarnya. Jalur ini memakan waktu 6 - 8 jam ( panjang jalur 7 - 9 km ) dimana disini tidak ada yang namanya pos pendakian base camp, pos penjaga dll. Selain itu air hanya dapat diperoleh di desa terakhir dan di air terjun yang lokasinya ¼ dari perjalanan. Kepuncak perlu diingat bahwa gunung ini banyak hewan penghisap darah ( pacet ) di sepanjang jalur sampai puncak. Sebaiknya kita menyiapkan air yang lebih banyak jika kita mendaki 2 hari misalnya 1 malam menginap di watu godeg, semalam lagi di puncak dimana kita harus menyiapkan persediaan air di ½ perjalanan ( watu godeg ) dan di disembunyikan didaerah itu sehingga jika kita pulang tidak takut kehabisan air dan dapat langsung beristirahat memasak lagi di tengah perjalanan. Dari watu godeg ke puncak maka sudah ada plang tanda informasi ke puncak dimana watu godeg merupakan titik temu dari air terjun dengan jalur kedua, dan dari sinilah jalur menuju kepuncak akan menjadi satu jalur. Dua Jalur Pendakian Gunung Wilis Dari desa terakhir menuju ke Puncak dapat dilewati melalui 2 jalur yaitu : 1. Jalur 1 air terjun. 2. Jalur 2 langsung puncak. Jalur tersebut sama - sama melewati kebun teh yang sangat hijau dan setelah kebun teh akan berpisah jalurnya dimana jika ke air terjun ada dikiri dan jalur kedua kekanan menuju kebun sayuran. Dan yang pasti kedua jalur tersebut tidak ada yang menghindarkan dari gigitan pacet. Transportasi Info Jalur pendakian menuju desa terakhir : dari terminal Tulungagung naik angkutan pedesaan menuju kedesa Sendang dan turun di Pertigaan koramil Sendang. Dari sini naik angkutan desa / ojek menuju kedesa penampe’an ( penampihan ). Untuk diingat bahwa angkudes ini sangat jarang sehingga perlu adanya koordinasi proses pendakian didalam perhitungan kapan waktu pendakian dan kepulangan. Kalo perlu koordinasi dengan sopir karena angkudes hanya beroperasi jam 8 - 16 sore dan berangkat tiap 1 jam sekali. Jika kita naik angkudes maka kita akan diturunkan ke desa terakhir dan perlu berjalan kaki 1/2 km untuk menuju ke candi penampihan, namun jika kita naik ojek akan diturunkan di candi penampihan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga. Dari sinilah kita akan memulai pendakian sehinnga perlu adanya persiapan didesa terakhir ini. Bila perlu bekal ditambah misalnya beli sayuran untuk bekal memasak dan juga susu untuk menunjang gizi yang harganya relatif murah. Untuk susu didapat dengan membeli pada jam 8 pagi dan jam 3 sore karena selain jam tersebut susu sudah dikirim ke pabrik pengolah susu. Mekanisme Pendakian Jalur pertama, merupakan jalur yang tidak perlu membawa air hingga air terjun ( 1/4 perjalanan ) dimana untuk menuju ke air terjun akan melewati 7 anak sungai kecil yang harus diseberangi disisi lain juga tidak terlalu memakan tenaga agar sampai ke air terjun karena hanya melewati bukit kecil dan anak sungai tersebut. Kekurangannya yaitu untuk ke air terjun pemandangannya hanya pohon gundul yang tidak rindang lagi, banyak ditebangi sehingga kalau disiang hari akan terasa terik dan panas namun dapat diatasi dengan membasuh dengan air di tiap anak sungai. Setelah dari terjun ini pemandangannya bagus sekali dimana kita dapat melihat air terjun yang tingginya 30 meter. Perlu di ingat bahwa disinilah pusat pacet paling banyak sehingga perlu berhati - hati jika mandi walaupun tidak berbahaya mungkin jika suatu misal kita terhisap 50 ekor saja, dapat dibayangkan berapa darah segar yang terbuang sia - sia sehingga dapat dipastikan kita bisa terserang anemia ( kekurangan darah ) dan malah bisa mengakibatkanhipotermia / penurunan suhu tubuh. Kekurangannya lagi dimana jalur dari air terjun ke watu godeg akan sangat berat karena kemiringan lerengnya relatif menanjak dengan sudut kemiringan 45 derajat sehingga butuh tenaga ekstra hingga setengah perjalanan ( watu godeg ). Untuk jalur ini tidak dianjurkan pada waktu musim penghujan karena licin, becek dan di sisi kiri adalah jurang sehingga perlu kehati - hatian dan keahlian khusus. Struktur tanahnya labil dan tersusun dari tanah liat sehingga sangat licin perlu memakai sepatu bot ataupun sepatu sepak bola. Jalur ini tidak memiliki plang ( tanda arah menuju watu godeg ) sehingga perlu dilakukan penyisiran jalan agar tidak tersesat jika belum pernah mendaki gunung ini. Setelah sampai watu godeg (berwujud batu besar yang mengapit sebuah tanah datar yang lumayan lebar) dan ditanah ini kita bisa mendirikan base camp agar terhindar dari angin. Dari jalur ini kurang lebih memakan waktu 4 jam untuk sampai watu godeg. Dari sinilah jalur antara keduanya ( jalur 1 dan jalur 2 ) akan bergabung dan terdapat penunjuk jalan ke puncak. Jalur kedua, adalah jalur yang harus melewati kebun sayuran ( ada rumah penyimpan sayuran ) yang dihalaman luarnya ada kolam ikannya. Dijalan ini melewati satu anak sungai barulah kita menaiki bukit dan disinilah kita harus mencari jalan menuju puncaknya yang terlihat ada plang ( penunjuk jalan ).Jalur disini akan terlihat tertutup rerumputan sehingga harus jeli melihat manakah jalur air ataukah jalur setapak. Perlu diingat bahwa pada jalur ini sampai puncak tidak akan ada air lagi Untuk jalur ini jalurnya lebih jelas dan sudah terbentuk seperti anak tangga ( ada plang jalurnya juga tiap berapa meter sekali ) dan sangat rindang sekali, dikanan dan kirinya pepohonan khas hutan tropis Indonesia. Di sini kemiringannya 20 - 30 derajat dan ada bonus trak mendatarnya juga sehungga lebih hemat tenaga. Namun perlu hati - hati juga karena jalurnya juga bercabang banyak menuju ke lembah atau bahkan ke turun lagi. Perlu hati - hati memilih jalur, usahakan tetep berkonsentrasi terhadap jalur tipuan tersebut. Perlu diperhatikan dalam pencarian jalur ini usahakan cari jalur yang terlihat menanjak terus dan ada tanda keberadaan plang info jalur ( hindari jalur turun yang curam karena menuju kedasar tebing ). Jalur ini relatif cepat yaitu untuk kewatu godeg dapat ditempuh 3 - 3,5 jam. Setelah sampai watu godeg maka dapat bermalam dahulu. Baru melanjutkan lagi. Jalur ini tidak akan melewati air terjun lagi karena jika kita ke air terjun sama halnya kita kembali ke ¼ perjalanan lagi. Dari watu godeg ini jalur sudah bersatu dan hanya ada satu jalur yang menuju kepuncak namun tanah nya sangat labil, usahakan hindari tanah yang bergerak bila di injak( tanahnya empuk seperti kasur ) karena tanah tersebut biasanya akan membuat terpeleset atau kaki terkilir karena kaki kita tenggelam dan akhirnya terjatuh. Dan dalam perjalanan ini pastilah kita akan di gigit pacet, karena pada tanah yang empuk tersebut biasanya merupakan sarang dari pacet, usahakan kaki dan tangan dilindungi dengan kaos kali tebal dan panjang, kalau perlu kaki diberi lotion anti nyamuk yang relatif efektif. jangan lupa membawa tembakau yang berguna untuk melepaskan dan menghentikan aliran darah yang keluar. Dalam perjalanan ini kita akan melihat banyak pohon besar yang akan kita lewati bagian tengah ( sela - sela ) batangnya. Setelah watu godeg ini jalurnya relatif ringan karena kita hanya menuruti jalan yang berada pada punggungan yang kiri dan kanannya berupa lembah curam ( jurang ) dan pastikan keselamatan diri dan barang bawaan karena ketika beristirahat kita pasti lupa penempatan barang - barang dilokasi yang aman, namun jangan salah jika hampir mendekati puncak maka jalannya akan menanjak terus sepanjang 2 km. Ciri ciri akan mendekati puncak adalah banyaknya pohon cemara / pinus dan mulai jarang tumbuhan yang lebat tetapi akan berganti menjadi pinus dan rerumputan dan lumut. Pada ketinggian ini maka banyak lumut akan hidup di batang pohon dan batuan Usahakan dalam mendaki dan hampir puncak kita membuka kompas dan hafalkan arah turunnya karena penulis dulunya pernah tersesat ½ hari hanya akibat salah perkiraan arah pulang. Dan kami ingatkan bahwa kita berangkat dari arah timur ( desa terakhir ) dan bergerak memgelilingi puncak dengan mengitari dari selatan puncak dan sampai puncak kita sudah berada di barat nya gunung / puncak, sehingga jangan salah tafsir karena biasanya pendaki pasti berfikir berangkat dari timur pastilah kita berada ditimur puncak. Apalagi biasanya pendakian dilakukan paling banyak dilakukan malam hari kita tidak bisa menafsirkan arah mata angin dengan rasi bintang, arah bulan maupun arah gemerlapnya kota. Puncak ini tidak ada simbol keabadian puncak misalnya tugu puncak yang terbuat dari beton, tetapi hanya tugu yang tersusun dari bebatuan yang tertata setinggi 1 meter tanpa semen. Dari puncak wilis ini jika cuaca cerah maka kita dapat melihat Gunung semeru dan merupakan gunung aktif tertinggi 3676 mdpl di Jawa yang berada di timur kita. Kita dapat melihat kepulan asap Mahameru yang meletup tiap 15 menit sekali, yang menunjukkan kegagahannya dan kita pasti bangga karena kita seakan - akan berdiri tegap dan sejajar dengan gunung semeru, dan juga pasir putih yang mengelilingi semeru tsb. Pada sisi kiri utara Semeru terlihat juga gunung Bromo 2382 mdpl dan agak kebaratnya Gunung Welirang 3156 mdpl dan gunung Arjuno 3338 mdpl yang terkenal keangkerannya dan mistiknya dan juga gunung nonaktif Anjasmoro 2282 mdpl. Di ibarat nya lagi adalah gunung Kawi dan Gunung Kelud 1731 mdpl yang terkenal dengan kawah air hangatnya yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Belum lagi bagian barat wilis kita dapat melihat gunung Lawu 3265 mdpl yang merupakan gunung di perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah. Tidak tertutup kemungkinan kita dapat melihat gunung Merapi, di Jawa Tengah 2911 mdpl dan Gunung Merbabu 3142 mdpl tapi sayangnya pada posisi itu barat laut maka kita akan tertutup oleh puncak wilis yang lain. Pada arah utaranya kita tidak dapat melihat apa - apa termasuk kota Kediri karena juga tertutup oleh puncak lain yang berada diutara kita, namun yang justru mengherankan adalah pada posisi utara ini bawah puncak liman dan sejajar dengan kita, sehingga kita dapat melihat sebuah Candi yang ada pada ketinggian 2300 mdpl. Pada pandangan ke selatan kita dapat melihat kota Tulungagung yang terkenal sebagai kota marmer, dan pandangan jauh keselatan dapat dilihat air laut yang biru bagaikan kita diujung langit, melihat hamparan laut yang luas. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-wilis.html#sthash.vj0g6hXI.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-wilis.html
Muhammad Chamdun
Gunung Wilis merupakan gunung tidak aktif dengan tinggi 2563 mdpl di Jawa Timur. Gunung tersebut merupakan gunung dengan 5 puncak yang masing - masing dapat dijangkau dari tiap kota misalnya Puncak Liman dapat dijangkau dari kota Nganjuk dan Kediri dan banyak puncak lain, dan juga konon salah satu puncaknya ada yang belum pernah didaki dan juga belum ada yang berhasil berekspedisi ke salah satu puncaknya tersebut. Ada juga puncak lain 2300mdpl yang dapat diakses lewat daerah Tulungagung yang merupakan puncak paling favorit didaki para pendaki karena selain medannya menantang, juga banyak ditemui pemandangan alami misalnya air terjun, situs purbakala atau candi , juga hamparan kebun teh yang terkenal dengan sebutan Teh Hijau Kaki Wilis. Selain itu juga terkenal daerah penghasil susu sapi dan sayuran seperti kobis, kol, wortel, sawi dll. Gunung tersebut dapat dikatakan bahwa merupakan gunung yang masih dikatakan alami ‘Perawan’ karena pada dasarnya lokasinya yang jauh dari pusat kota dan keramaian apalagi akses ke lokasi dengan kendaraan umum juga lumayan sulit didapatkan sehingga jarang dijamah tangan pendaki yang usil. Dalam setiap perjalanannya ke Puncak banyak juga ditemui tanaman alami khas pegunungan suplir, Anggrek, namun jarang ditemui edelwise yang tidak dapat ditemui dari gunung - gunung lain dan juga masih terkenal dengan binatang buasnya dan liar semisal harimau, ular phiton, monyet, babi hutan. Jalur Tulungagung merupakan jalur favorit masyarakat Tulungagung dan sekitarnya. Jalur ini memakan waktu 6 - 8 jam ( panjang jalur 7 - 9 km ) dimana disini tidak ada yang namanya pos pendakian base camp, pos penjaga dll. Selain itu air hanya dapat diperoleh di desa terakhir dan di air terjun yang lokasinya ¼ dari perjalanan. Kepuncak perlu diingat bahwa gunung ini banyak hewan penghisap darah ( pacet ) di sepanjang jalur sampai puncak. Sebaiknya kita menyiapkan air yang lebih banyak jika kita mendaki 2 hari misalnya 1 malam menginap di watu godeg, semalam lagi di puncak dimana kita harus menyiapkan persediaan air di ½ perjalanan ( watu godeg ) dan di disembunyikan didaerah itu sehingga jika kita pulang tidak takut kehabisan air dan dapat langsung beristirahat memasak lagi di tengah perjalanan. Dari watu godeg ke puncak maka sudah ada plang tanda informasi ke puncak dimana watu godeg merupakan titik temu dari air terjun dengan jalur kedua, dan dari sinilah jalur menuju kepuncak akan menjadi satu jalur. Dua Jalur Pendakian Gunung Wilis Dari desa terakhir menuju ke Puncak dapat dilewati melalui 2 jalur yaitu : 1. Jalur 1 air terjun. 2. Jalur 2 langsung puncak. Jalur tersebut sama - sama melewati kebun teh yang sangat hijau dan setelah kebun teh akan berpisah jalurnya dimana jika ke air terjun ada dikiri dan jalur kedua kekanan menuju kebun sayuran. Dan yang pasti kedua jalur tersebut tidak ada yang menghindarkan dari gigitan pacet. Transportasi Info Jalur pendakian menuju desa terakhir : dari terminal Tulungagung naik angkutan pedesaan menuju kedesa Sendang dan turun di Pertigaan koramil Sendang. Dari sini naik angkutan desa / ojek menuju kedesa penampe’an ( penampihan ). Untuk diingat bahwa angkudes ini sangat jarang sehingga perlu adanya koordinasi proses pendakian didalam perhitungan kapan waktu pendakian dan kepulangan. Kalo perlu koordinasi dengan sopir karena angkudes hanya beroperasi jam 8 - 16 sore dan berangkat tiap 1 jam sekali. Jika kita naik angkudes maka kita akan diturunkan ke desa terakhir dan perlu berjalan kaki 1/2 km untuk menuju ke candi penampihan, namun jika kita naik ojek akan diturunkan di candi penampihan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga. Dari sinilah kita akan memulai pendakian sehinnga perlu adanya persiapan didesa terakhir ini. Bila perlu bekal ditambah misalnya beli sayuran untuk bekal memasak dan juga susu untuk menunjang gizi yang harganya relatif murah. Untuk susu didapat dengan membeli pada jam 8 pagi dan jam 3 sore karena selain jam tersebut susu sudah dikirim ke pabrik pengolah susu. Mekanisme Pendakian Jalur pertama, merupakan jalur yang tidak perlu membawa air hingga air terjun ( 1/4 perjalanan ) dimana untuk menuju ke air terjun akan melewati 7 anak sungai kecil yang harus diseberangi disisi lain juga tidak terlalu memakan tenaga agar sampai ke air terjun karena hanya melewati bukit kecil dan anak sungai tersebut. Kekurangannya yaitu untuk ke air terjun pemandangannya hanya pohon gundul yang tidak rindang lagi, banyak ditebangi sehingga kalau disiang hari akan terasa terik dan panas namun dapat diatasi dengan membasuh dengan air di tiap anak sungai. Setelah dari terjun ini pemandangannya bagus sekali dimana kita dapat melihat air terjun yang tingginya 30 meter. Perlu di ingat bahwa disinilah pusat pacet paling banyak sehingga perlu berhati - hati jika mandi walaupun tidak berbahaya mungkin jika suatu misal kita terhisap 50 ekor saja, dapat dibayangkan berapa darah segar yang terbuang sia - sia sehingga dapat dipastikan kita bisa terserang anemia ( kekurangan darah ) dan malah bisa mengakibatkanhipotermia / penurunan suhu tubuh. Kekurangannya lagi dimana jalur dari air terjun ke watu godeg akan sangat berat karena kemiringan lerengnya relatif menanjak dengan sudut kemiringan 45 derajat sehingga butuh tenaga ekstra hingga setengah perjalanan ( watu godeg ). Untuk jalur ini tidak dianjurkan pada waktu musim penghujan karena licin, becek dan di sisi kiri adalah jurang sehingga perlu kehati - hatian dan keahlian khusus. Struktur tanahnya labil dan tersusun dari tanah liat sehingga sangat licin perlu memakai sepatu bot ataupun sepatu sepak bola. Jalur ini tidak memiliki plang ( tanda arah menuju watu godeg ) sehingga perlu dilakukan penyisiran jalan agar tidak tersesat jika belum pernah mendaki gunung ini. Setelah sampai watu godeg (berwujud batu besar yang mengapit sebuah tanah datar yang lumayan lebar) dan ditanah ini kita bisa mendirikan base camp agar terhindar dari angin. Dari jalur ini kurang lebih memakan waktu 4 jam untuk sampai watu godeg. Dari sinilah jalur antara keduanya ( jalur 1 dan jalur 2 ) akan bergabung dan terdapat penunjuk jalan ke puncak. Jalur kedua, adalah jalur yang harus melewati kebun sayuran ( ada rumah penyimpan sayuran ) yang dihalaman luarnya ada kolam ikannya. Dijalan ini melewati satu anak sungai barulah kita menaiki bukit dan disinilah kita harus mencari jalan menuju puncaknya yang terlihat ada plang ( penunjuk jalan ).Jalur disini akan terlihat tertutup rerumputan sehingga harus jeli melihat manakah jalur air ataukah jalur setapak. Perlu diingat bahwa pada jalur ini sampai puncak tidak akan ada air lagi Untuk jalur ini jalurnya lebih jelas dan sudah terbentuk seperti anak tangga ( ada plang jalurnya juga tiap berapa meter sekali ) dan sangat rindang sekali, dikanan dan kirinya pepohonan khas hutan tropis Indonesia. Di sini kemiringannya 20 - 30 derajat dan ada bonus trak mendatarnya juga sehungga lebih hemat tenaga. Namun perlu hati - hati juga karena jalurnya juga bercabang banyak menuju ke lembah atau bahkan ke turun lagi. Perlu hati - hati memilih jalur, usahakan tetep berkonsentrasi terhadap jalur tipuan tersebut. Perlu diperhatikan dalam pencarian jalur ini usahakan cari jalur yang terlihat menanjak terus dan ada tanda keberadaan plang info jalur ( hindari jalur turun yang curam karena menuju kedasar tebing ). Jalur ini relatif cepat yaitu untuk kewatu godeg dapat ditempuh 3 - 3,5 jam. Setelah sampai watu godeg maka dapat bermalam dahulu. Baru melanjutkan lagi. Jalur ini tidak akan melewati air terjun lagi karena jika kita ke air terjun sama halnya kita kembali ke ¼ perjalanan lagi. Dari watu godeg ini jalur sudah bersatu dan hanya ada satu jalur yang menuju kepuncak namun tanah nya sangat labil, usahakan hindari tanah yang bergerak bila di injak( tanahnya empuk seperti kasur ) karena tanah tersebut biasanya akan membuat terpeleset atau kaki terkilir karena kaki kita tenggelam dan akhirnya terjatuh. Dan dalam perjalanan ini pastilah kita akan di gigit pacet, karena pada tanah yang empuk tersebut biasanya merupakan sarang dari pacet, usahakan kaki dan tangan dilindungi dengan kaos kali tebal dan panjang, kalau perlu kaki diberi lotion anti nyamuk yang relatif efektif. jangan lupa membawa tembakau yang berguna untuk melepaskan dan menghentikan aliran darah yang keluar. Dalam perjalanan ini kita akan melihat banyak pohon besar yang akan kita lewati bagian tengah ( sela - sela ) batangnya. Setelah watu godeg ini jalurnya relatif ringan karena kita hanya menuruti jalan yang berada pada punggungan yang kiri dan kanannya berupa lembah curam ( jurang ) dan pastikan keselamatan diri dan barang bawaan karena ketika beristirahat kita pasti lupa penempatan barang - barang dilokasi yang aman, namun jangan salah jika hampir mendekati puncak maka jalannya akan menanjak terus sepanjang 2 km. Ciri ciri akan mendekati puncak adalah banyaknya pohon cemara / pinus dan mulai jarang tumbuhan yang lebat tetapi akan berganti menjadi pinus dan rerumputan dan lumut. Pada ketinggian ini maka banyak lumut akan hidup di batang pohon dan batuan Usahakan dalam mendaki dan hampir puncak kita membuka kompas dan hafalkan arah turunnya karena penulis dulunya pernah tersesat ½ hari hanya akibat salah perkiraan arah pulang. Dan kami ingatkan bahwa kita berangkat dari arah timur ( desa terakhir ) dan bergerak memgelilingi puncak dengan mengitari dari selatan puncak dan sampai puncak kita sudah berada di barat nya gunung / puncak, sehingga jangan salah tafsir karena biasanya pendaki pasti berfikir berangkat dari timur pastilah kita berada ditimur puncak. Apalagi biasanya pendakian dilakukan paling banyak dilakukan malam hari kita tidak bisa menafsirkan arah mata angin dengan rasi bintang, arah bulan maupun arah gemerlapnya kota. Puncak ini tidak ada simbol keabadian puncak misalnya tugu puncak yang terbuat dari beton, tetapi hanya tugu yang tersusun dari bebatuan yang tertata setinggi 1 meter tanpa semen. Dari puncak wilis ini jika cuaca cerah maka kita dapat melihat Gunung semeru dan merupakan gunung aktif tertinggi 3676 mdpl di Jawa yang berada di timur kita. Kita dapat melihat kepulan asap Mahameru yang meletup tiap 15 menit sekali, yang menunjukkan kegagahannya dan kita pasti bangga karena kita seakan - akan berdiri tegap dan sejajar dengan gunung semeru, dan juga pasir putih yang mengelilingi semeru tsb. Pada sisi kiri utara Semeru terlihat juga gunung Bromo 2382 mdpl dan agak kebaratnya Gunung Welirang 3156 mdpl dan gunung Arjuno 3338 mdpl yang terkenal keangkerannya dan mistiknya dan juga gunung nonaktif Anjasmoro 2282 mdpl. Di ibarat nya lagi adalah gunung Kawi dan Gunung Kelud 1731 mdpl yang terkenal dengan kawah air hangatnya yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Belum lagi bagian barat wilis kita dapat melihat gunung Lawu 3265 mdpl yang merupakan gunung di perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah. Tidak tertutup kemungkinan kita dapat melihat gunung Merapi, di Jawa Tengah 2911 mdpl dan Gunung Merbabu 3142 mdpl tapi sayangnya pada posisi itu barat laut maka kita akan tertutup oleh puncak wilis yang lain. Pada arah utaranya kita tidak dapat melihat apa - apa termasuk kota Kediri karena juga tertutup oleh puncak lain yang berada diutara kita, namun yang justru mengherankan adalah pada posisi utara ini bawah puncak liman dan sejajar dengan kita, sehingga kita dapat melihat sebuah Candi yang ada pada ketinggian 2300 mdpl. Pada pandangan ke selatan kita dapat melihat kota Tulungagung yang terkenal sebagai kota marmer, dan pandangan jauh keselatan dapat dilihat air laut yang biru bagaikan kita diujung langit, melihat hamparan laut yang luas. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-wilis.html#sthash.vj0g6hXI.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-wilis.html
Muhammad Chamdun
Gunung Wilis merupakan gunung tidak aktif dengan tinggi 2563 mdpl di Jawa Timur. Gunung tersebut merupakan gunung dengan 5 puncak yang masing - masing dapat dijangkau dari tiap kota misalnya Puncak Liman dapat dijangkau dari kota Nganjuk dan Kediri dan banyak puncak lain, dan juga konon salah satu puncaknya ada yang belum pernah didaki dan juga belum ada yang berhasil berekspedisi ke salah satu puncaknya tersebut. Ada juga puncak lain 2300mdpl yang dapat diakses lewat daerah Tulungagung yang merupakan puncak paling favorit didaki para pendaki karena selain medannya menantang, juga banyak ditemui pemandangan alami misalnya air terjun, situs purbakala atau candi , juga hamparan kebun teh yang terkenal dengan sebutan Teh Hijau Kaki Wilis. Selain itu juga terkenal daerah penghasil susu sapi dan sayuran seperti kobis, kol, wortel, sawi dll. Gunung tersebut dapat dikatakan bahwa merupakan gunung yang masih dikatakan alami ‘Perawan’ karena pada dasarnya lokasinya yang jauh dari pusat kota dan keramaian apalagi akses ke lokasi dengan kendaraan umum juga lumayan sulit didapatkan sehingga jarang dijamah tangan pendaki yang usil. Dalam setiap perjalanannya ke Puncak banyak juga ditemui tanaman alami khas pegunungan suplir, Anggrek, namun jarang ditemui edelwise yang tidak dapat ditemui dari gunung - gunung lain dan juga masih terkenal dengan binatang buasnya dan liar semisal harimau, ular phiton, monyet, babi hutan. Jalur Tulungagung merupakan jalur favorit masyarakat Tulungagung dan sekitarnya. Jalur ini memakan waktu 6 - 8 jam ( panjang jalur 7 - 9 km ) dimana disini tidak ada yang namanya pos pendakian base camp, pos penjaga dll. Selain itu air hanya dapat diperoleh di desa terakhir dan di air terjun yang lokasinya ¼ dari perjalanan. Kepuncak perlu diingat bahwa gunung ini banyak hewan penghisap darah ( pacet ) di sepanjang jalur sampai puncak. Sebaiknya kita menyiapkan air yang lebih banyak jika kita mendaki 2 hari misalnya 1 malam menginap di watu godeg, semalam lagi di puncak dimana kita harus menyiapkan persediaan air di ½ perjalanan ( watu godeg ) dan di disembunyikan didaerah itu sehingga jika kita pulang tidak takut kehabisan air dan dapat langsung beristirahat memasak lagi di tengah perjalanan. Dari watu godeg ke puncak maka sudah ada plang tanda informasi ke puncak dimana watu godeg merupakan titik temu dari air terjun dengan jalur kedua, dan dari sinilah jalur menuju kepuncak akan menjadi satu jalur. Dua Jalur Pendakian Gunung Wilis Dari desa terakhir menuju ke Puncak dapat dilewati melalui 2 jalur yaitu : 1. Jalur 1 air terjun. 2. Jalur 2 langsung puncak. Jalur tersebut sama - sama melewati kebun teh yang sangat hijau dan setelah kebun teh akan berpisah jalurnya dimana jika ke air terjun ada dikiri dan jalur kedua kekanan menuju kebun sayuran. Dan yang pasti kedua jalur tersebut tidak ada yang menghindarkan dari gigitan pacet. Transportasi Info Jalur pendakian menuju desa terakhir : dari terminal Tulungagung naik angkutan pedesaan menuju kedesa Sendang dan turun di Pertigaan koramil Sendang. Dari sini naik angkutan desa / ojek menuju kedesa penampe’an ( penampihan ). Untuk diingat bahwa angkudes ini sangat jarang sehingga perlu adanya koordinasi proses pendakian didalam perhitungan kapan waktu pendakian dan kepulangan. Kalo perlu koordinasi dengan sopir karena angkudes hanya beroperasi jam 8 - 16 sore dan berangkat tiap 1 jam sekali. Jika kita naik angkudes maka kita akan diturunkan ke desa terakhir dan perlu berjalan kaki 1/2 km untuk menuju ke candi penampihan, namun jika kita naik ojek akan diturunkan di candi penampihan sehingga lebih efisien waktu dan tenaga. Dari sinilah kita akan memulai pendakian sehinnga perlu adanya persiapan didesa terakhir ini. Bila perlu bekal ditambah misalnya beli sayuran untuk bekal memasak dan juga susu untuk menunjang gizi yang harganya relatif murah. Untuk susu didapat dengan membeli pada jam 8 pagi dan jam 3 sore karena selain jam tersebut susu sudah dikirim ke pabrik pengolah susu. Mekanisme Pendakian Jalur pertama, merupakan jalur yang tidak perlu membawa air hingga air terjun ( 1/4 perjalanan ) dimana untuk menuju ke air terjun akan melewati 7 anak sungai kecil yang harus diseberangi disisi lain juga tidak terlalu memakan tenaga agar sampai ke air terjun karena hanya melewati bukit kecil dan anak sungai tersebut. Kekurangannya yaitu untuk ke air terjun pemandangannya hanya pohon gundul yang tidak rindang lagi, banyak ditebangi sehingga kalau disiang hari akan terasa terik dan panas namun dapat diatasi dengan membasuh dengan air di tiap anak sungai. Setelah dari terjun ini pemandangannya bagus sekali dimana kita dapat melihat air terjun yang tingginya 30 meter. Perlu di ingat bahwa disinilah pusat pacet paling banyak sehingga perlu berhati - hati jika mandi walaupun tidak berbahaya mungkin jika suatu misal kita terhisap 50 ekor saja, dapat dibayangkan berapa darah segar yang terbuang sia - sia sehingga dapat dipastikan kita bisa terserang anemia ( kekurangan darah ) dan malah bisa mengakibatkanhipotermia / penurunan suhu tubuh. Kekurangannya lagi dimana jalur dari air terjun ke watu godeg akan sangat berat karena kemiringan lerengnya relatif menanjak dengan sudut kemiringan 45 derajat sehingga butuh tenaga ekstra hingga setengah perjalanan ( watu godeg ). Untuk jalur ini tidak dianjurkan pada waktu musim penghujan karena licin, becek dan di sisi kiri adalah jurang sehingga perlu kehati - hatian dan keahlian khusus. Struktur tanahnya labil dan tersusun dari tanah liat sehingga sangat licin perlu memakai sepatu bot ataupun sepatu sepak bola. Jalur ini tidak memiliki plang ( tanda arah menuju watu godeg ) sehingga perlu dilakukan penyisiran jalan agar tidak tersesat jika belum pernah mendaki gunung ini. Setelah sampai watu godeg (berwujud batu besar yang mengapit sebuah tanah datar yang lumayan lebar) dan ditanah ini kita bisa mendirikan base camp agar terhindar dari angin. Dari jalur ini kurang lebih memakan waktu 4 jam untuk sampai watu godeg. Dari sinilah jalur antara keduanya ( jalur 1 dan jalur 2 ) akan bergabung dan terdapat penunjuk jalan ke puncak. Jalur kedua, adalah jalur yang harus melewati kebun sayuran ( ada rumah penyimpan sayuran ) yang dihalaman luarnya ada kolam ikannya. Dijalan ini melewati satu anak sungai barulah kita menaiki bukit dan disinilah kita harus mencari jalan menuju puncaknya yang terlihat ada plang ( penunjuk jalan ).Jalur disini akan terlihat tertutup rerumputan sehingga harus jeli melihat manakah jalur air ataukah jalur setapak. Perlu diingat bahwa pada jalur ini sampai puncak tidak akan ada air lagi Untuk jalur ini jalurnya lebih jelas dan sudah terbentuk seperti anak tangga ( ada plang jalurnya juga tiap berapa meter sekali ) dan sangat rindang sekali, dikanan dan kirinya pepohonan khas hutan tropis Indonesia. Di sini kemiringannya 20 - 30 derajat dan ada bonus trak mendatarnya juga sehungga lebih hemat tenaga. Namun perlu hati - hati juga karena jalurnya juga bercabang banyak menuju ke lembah atau bahkan ke turun lagi. Perlu hati - hati memilih jalur, usahakan tetep berkonsentrasi terhadap jalur tipuan tersebut. Perlu diperhatikan dalam pencarian jalur ini usahakan cari jalur yang terlihat menanjak terus dan ada tanda keberadaan plang info jalur ( hindari jalur turun yang curam karena menuju kedasar tebing ). Jalur ini relatif cepat yaitu untuk kewatu godeg dapat ditempuh 3 - 3,5 jam. Setelah sampai watu godeg maka dapat bermalam dahulu. Baru melanjutkan lagi. Jalur ini tidak akan melewati air terjun lagi karena jika kita ke air terjun sama halnya kita kembali ke ¼ perjalanan lagi. Dari watu godeg ini jalur sudah bersatu dan hanya ada satu jalur yang menuju kepuncak namun tanah nya sangat labil, usahakan hindari tanah yang bergerak bila di injak( tanahnya empuk seperti kasur ) karena tanah tersebut biasanya akan membuat terpeleset atau kaki terkilir karena kaki kita tenggelam dan akhirnya terjatuh. Dan dalam perjalanan ini pastilah kita akan di gigit pacet, karena pada tanah yang empuk tersebut biasanya merupakan sarang dari pacet, usahakan kaki dan tangan dilindungi dengan kaos kali tebal dan panjang, kalau perlu kaki diberi lotion anti nyamuk yang relatif efektif. jangan lupa membawa tembakau yang berguna untuk melepaskan dan menghentikan aliran darah yang keluar. Dalam perjalanan ini kita akan melihat banyak pohon besar yang akan kita lewati bagian tengah ( sela - sela ) batangnya. Setelah watu godeg ini jalurnya relatif ringan karena kita hanya menuruti jalan yang berada pada punggungan yang kiri dan kanannya berupa lembah curam ( jurang ) dan pastikan keselamatan diri dan barang bawaan karena ketika beristirahat kita pasti lupa penempatan barang - barang dilokasi yang aman, namun jangan salah jika hampir mendekati puncak maka jalannya akan menanjak terus sepanjang 2 km. Ciri ciri akan mendekati puncak adalah banyaknya pohon cemara / pinus dan mulai jarang tumbuhan yang lebat tetapi akan berganti menjadi pinus dan rerumputan dan lumut. Pada ketinggian ini maka banyak lumut akan hidup di batang pohon dan batuan Usahakan dalam mendaki dan hampir puncak kita membuka kompas dan hafalkan arah turunnya karena penulis dulunya pernah tersesat ½ hari hanya akibat salah perkiraan arah pulang. Dan kami ingatkan bahwa kita berangkat dari arah timur ( desa terakhir ) dan bergerak memgelilingi puncak dengan mengitari dari selatan puncak dan sampai puncak kita sudah berada di barat nya gunung / puncak, sehingga jangan salah tafsir karena biasanya pendaki pasti berfikir berangkat dari timur pastilah kita berada ditimur puncak. Apalagi biasanya pendakian dilakukan paling banyak dilakukan malam hari kita tidak bisa menafsirkan arah mata angin dengan rasi bintang, arah bulan maupun arah gemerlapnya kota. Puncak ini tidak ada simbol keabadian puncak misalnya tugu puncak yang terbuat dari beton, tetapi hanya tugu yang tersusun dari bebatuan yang tertata setinggi 1 meter tanpa semen. Dari puncak wilis ini jika cuaca cerah maka kita dapat melihat Gunung semeru dan merupakan gunung aktif tertinggi 3676 mdpl di Jawa yang berada di timur kita. Kita dapat melihat kepulan asap Mahameru yang meletup tiap 15 menit sekali, yang menunjukkan kegagahannya dan kita pasti bangga karena kita seakan - akan berdiri tegap dan sejajar dengan gunung semeru, dan juga pasir putih yang mengelilingi semeru tsb. Pada sisi kiri utara Semeru terlihat juga gunung Bromo 2382 mdpl dan agak kebaratnya Gunung Welirang 3156 mdpl dan gunung Arjuno 3338 mdpl yang terkenal keangkerannya dan mistiknya dan juga gunung nonaktif Anjasmoro 2282 mdpl. Di ibarat nya lagi adalah gunung Kawi dan Gunung Kelud 1731 mdpl yang terkenal dengan kawah air hangatnya yang dapat menyembuhkan penyakit kulit. Belum lagi bagian barat wilis kita dapat melihat gunung Lawu 3265 mdpl yang merupakan gunung di perbatasan Jawa Timur - Jawa Tengah. Tidak tertutup kemungkinan kita dapat melihat gunung Merapi, di Jawa Tengah 2911 mdpl dan Gunung Merbabu 3142 mdpl tapi sayangnya pada posisi itu barat laut maka kita akan tertutup oleh puncak wilis yang lain. Pada arah utaranya kita tidak dapat melihat apa - apa termasuk kota Kediri karena juga tertutup oleh puncak lain yang berada diutara kita, namun yang justru mengherankan adalah pada posisi utara ini bawah puncak liman dan sejajar dengan kita, sehingga kita dapat melihat sebuah Candi yang ada pada ketinggian 2300 mdpl. Pada pandangan ke selatan kita dapat melihat kota Tulungagung yang terkenal sebagai kota marmer, dan pandangan jauh keselatan dapat dilihat air laut yang biru bagaikan kita diujung langit, melihat hamparan laut yang luas. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-wilis.html#sthash.vj0g6hXI.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-wilis.html
Muhammad Chamdun

Puncak JayaWijaya

  • Pegunungan Jayawijaya
    Pegunungan Jayawijaya
Puncak Jaya (Carstenz Pyramide). Foto: kualakencana.com
Di mana kita bisa menemukan salju di Indonesia? Hanya di puncak pegunungan Jayawijaya. Istimewanya, salju di Jayawijaya tidak seperti salju di negara 4 musim yang hanya beberapa bulan. Salju di salah satu puncak tertinggi di Indonesia ini akan ada selamanya.
puncak jaya
Pegunungan Jayawijaya adalah deretan pegunungan yang terbentang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua New Guinea di Pulau Irian. Ada 6 puncak di pegunungan Jayawijaya: Puncak Jaya (dahulu Puncak Carstenz Pyramide), Puncak Meren, Puncak Northwall, Puncak Ngga Pulu, Puncak Sudirman, dan Puncak Trikora. Puncak dengan salju abadi hanya ada di empat puncak pertama. Tapi sayang salju abadi ini mulai meleleh karena perubahan iklim global.
Dari antara 6 puncak di pegunungan ini, Puncak Jaya adalah puncak tertinggi dengan 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan puncak pegunungan Jayawijaya disebut sebagai salah satu dari tujuh puncak benua tersebut. Tapi tahukah kamu kalau yang disebut puncak benua itu dulunya dasar lautan? Buktinya berbagai fosil kerang laut ditemukan di daerah puncak gunung. Jadi yang bermimpi ke puncak-puncak pegungungan Jayawijaya bukan hanya para pendaki tapi juga peneliti geologi dunia.
Rupanya 60 juta tahun yang lalu Pulau Papua masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen. Singkat cerita dalam waktu berjuta-juta tahun terjadi berbagai aktivitas tektonik dan pengendapan yang menghasilkan daratan Papua yang masih menyatu dengan Australia. Lambat laun daratan ini terpecah-pecah dan menghasilkan pulau dan pegunungan di Papua seperti yang kita kenal sekarang.
Masih banyak rahasia bebatuan Jayawijaya yang belum tergali dan masih banyak yang belum pernah mendaki puncak tertinggi di Indonesia ini. Jadi kamu pilih yang mana? Jadi pendaki ulung atau peneliti bebatuan ternama? Dua-duanya bisa dilakukan di Pegunungan Jayawijaya.

10 Gunung Tertinggi Di Indonesia


1. Gunung Puncak Jaya Wijaya (4884 m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Puncak Jaya wijaya ialah sebuah puncak yang menjadi bagian dari Barisan Sudirman yang terdapat di provinsi Papua, Indonesia. Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4884 m dan di sekitarnya terdapat gletser Carstenz, satu-satunya gletser tropika di Indonesia, yang kemungkinan besar segera akan lenyap akibat pemanasan global.

2. Gunung Kerinci ( 3.805 m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Kerinci (juga dieja "Kerintji", dan dikenal sebagai Gunung Gadang, Berapi Kurinci, Kerinchi, Korinci, atau Puncak Indrapura) adalah gunung tertinggi di Sumatra, gunung berapi tertinggi di Indonesia, dan puncak tertinggi di Indonesia di luar Papua. Gunung Kerinci terletak di Pegunungan Bukit Barisan, dekat pantai barat, dan terletak sekitar 130 km sebelah selatan Padang. Puncak Gunung Kerinci berada pada ketinggian 3.805 mdpl, di sini pengunjung dapat melihat di kejauhan membentang pemandangan indah kota Jambi, Padang, dan Bengkulu. Bahkan Samudera Hindia yang luas dapat terlihat dengan jelas.
3. Gunung Rinjani (3.726 m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Rinjani adalah gunung yang berlokasi di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung yang merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3.726 m dpl serta terletak pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT ini merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur.
4. Gunung Semeru (3676m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Semeru atau Sumeru adalah gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko. Semeru mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.
5. Gunung Slamet (3432m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Slamet (3.432 meter) adalah gunung berapi yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung ini berada di perbatasan Kabupaten Brebes, Banyumas, Purbalingga, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, dan merupakan yang tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa. Terdapat empat kawah di puncaknya yang semuanya aktif.
6. Gunung Arjuno (3339m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Arjuno (atau Gunung Arjuna, dalam nama kuna) terletak di Malang, Jawa Timur, bertipe Strato dengan ketinggian 3.339 m dpl dan berada di bawah Pengelolaan Tahura Raden Soeryo. Biasanya gunung ini dicapai dari tiga titik pendakian yang cukup dikenal yaitu dari Lawang, Tretes dan Batu.
7. Gunung Sumbing (3336m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Sumbing merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia. Gunung Sumbing mempunyai ketinggian setinggi 3.371 meter.
8. Gunung raung (3322m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Raung merupakan sebuah gunung yang terdapat di pulau Jawa, Indonesia dan mempunyai ketinggian setinggi 3,332 meter. Gunung Raung mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.
9. Gunung Lawu (3265m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Lawu (3.265 m) terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api "istirahat" dan telah lama tidak aktif, terlihat dari rapatnya vegetasi serta puncaknya yang tererosi. Di lerengnya terdapat kepundan kecil yang masih mengeluarkan uap air (fumarol) dan belerang (solfatara). Gunung Lawu mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous.
10. Gunung Welirang (3156m)
Gunung Tertinggi Di Indonesia (info-asik.com)
Gunung Welirang (atau Walirang, nama kuna) merupakan sebuah gunung yang terdapat di Jawa Timur, Indonesia. "Welirang" dalam bahasa Jawa berarti belerang. Gunung Welirang mempunyai ketinggian setinggi 3,156 meter dan memiliki kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung.