Anda suka mendaki gunung dan menggapai puncaknya? Tentu, keindahan
wilayah puncak adalah obat paling mujarab setelah terpasung lelah dalam
perjalanan pendakian. Hanya itu? Hanya keindahannya? Apabila iya maka
Anda telah melewatkan satu hal, yaitu kenikmatan perjalanan ke puncak
tersebut.
Karena hampir sebagian besar pendaki menikmati puncak yang didakinya karena “perjalanan” menuju puncak tersebut. Namun jika Anda memang benar - benar telah mendaki gunung, atau anda memang seorang pecinta alam. Cobalah untuk mendaki Gunung Sindoro. Di gunung ini Anda akan menemukan sesuatu yang tidak akan Anda temukan di gunung lain.
Gunung Sindoro terletak di kabupaten Temanggung dan kabupaten Wonosobo. Gunung ini bersebelahan dengan Gunung Sumbing yang terletak di kabupaten Magelang. Karena Sindoro dan Sumbing bersebelahan maka dua gunung ini biasa disebut sebagai gunung SUSI ( Sindoro - Sumbing ).
Gunung Sindoro memiliki ketinggian 3325 meter diatas permukaan laut. Rute pendakian gunung ini bisa dilewati melalui desa Kledung - Temanggung maupun melalui kecamatan Ngadirejo - Temanggung. Perbedaan yang sangat menonjol Gunung Sindoro dengan gunung - gunung yang lain adalah luas puncaknya yang cenderung lebih luas di bandingkan dengan luas puncak gunung - gunung lainya.
Jika puncak gunung pada umumnya sudah terpecah - pecah oleh jurang maupun kawah. Sehingga area untuk camping cenderung sempit. Tapi untuk puncak Sindoro Anda tidak akan menemukan kasus seperti itu. Puncak Sindoro memiliki puncak yang “menggabung”. Bahkan jika dikalkulasi, Anda akan menemukan bahwa luas puncak Sindoro setara dengan tujuh lapangan sepakbola dengan kawah di sebelah timur dari puncak yang “berjurang” sedalaman sekitar 30 meter.
Berada di puncak Sindoro memiliki sensasi yang sangat dalam. Apalagi bagi Anda yang belum pernah mendaki gunung. Hamparan awan yang berada di bawah kita dengan pemandangan kota Temanggung, Magelang, bahkan kota - kota yang cenderung jauh seperti Semarang juga terlihat.
Hamparan
pegunungan Merbabu, Merapi dan lain - lain menghiasi pemandangan mata
kita. Bahkan di sisi sebelah barat hamparan pegunungan Ciremai di Jawa Barat juga terlihat samar - samar dalam jarak yang sangat jauh. Disebelah
utara dari puncak, akan dijumpai batu yang sangat besar yang biasa
disebut dengan Watu Geong, menurut cerita warga sekitar. Batu itu
terbentuk ketika Gunung Sindoro meletus di masa lalu.
Untuk perjalanan menuju puncak, anda akan merasakan “sembilan jam yang melelahkan”. Dalam perjalanan ke puncak Anda akan menemukan “pos pemberhentian” yang ada setiap 1,5 km. Jadi sepanjang perjalanan menuju puncak, Anda akan menemukan 7 pos. Jangan dibayangkan bentuk pos itu seperti bangunan, karena pos pemberhentian itu bisa saja hanya berupa tanda seperti kayu ataupun hanya tanah lapang.
Bagi Anda yang belum pernah mendaki pastinya akan kaget, karena jarak satu kilometer akan terasa seperti 10 km ditanah datar. Jadi mengeluh karena panjangnya perjalanan akan terus menghiasi bagi para “pemula”. Dalam perjalanan ke puncak pada pos 1 sampai 3 Anda akan menemukan perkebunan Kubis maupun tembakau di samping kiri dan kanan Anda. Di pos 3 Anda akan menemukan hutan Pinus yang pernah terbakar sepanjang kira - kira satu kilometer.
Setelah itu Anda akan menemukan Sabana yang sangat luas di pos 4 hingga 5. Di pos 6 Anda akan menemukan bebatuan luas bekas letusan yang telah membeku. Kadang - kadang juga diselingi dengan bau belerang. Setelah itu menyusuri “jalan” diantara bebatuan yang terbentuk akibat aliran air hujan sekitar 500 meter keatas Anda akan menemukan hamparan tanah lapang yang sangat luas.
Dan selamat, Anda telah telah sampai di puncak. Jangan lupa bawalah jaket yang super tebal karena pada pagi hari sekitar jam 3 sampai jam 7 Anda akan menemui suhu terendah yang bisa mencapai 2 derajat celcius. Jadi bayangkan jika nol derajat air membeku, maka Anda berada 2 tingkat diatas membeku.
Karena hampir sebagian besar pendaki menikmati puncak yang didakinya karena “perjalanan” menuju puncak tersebut. Namun jika Anda memang benar - benar telah mendaki gunung, atau anda memang seorang pecinta alam. Cobalah untuk mendaki Gunung Sindoro. Di gunung ini Anda akan menemukan sesuatu yang tidak akan Anda temukan di gunung lain.
Gunung Sindoro terletak di kabupaten Temanggung dan kabupaten Wonosobo. Gunung ini bersebelahan dengan Gunung Sumbing yang terletak di kabupaten Magelang. Karena Sindoro dan Sumbing bersebelahan maka dua gunung ini biasa disebut sebagai gunung SUSI ( Sindoro - Sumbing ).
Gunung Sindoro memiliki ketinggian 3325 meter diatas permukaan laut. Rute pendakian gunung ini bisa dilewati melalui desa Kledung - Temanggung maupun melalui kecamatan Ngadirejo - Temanggung. Perbedaan yang sangat menonjol Gunung Sindoro dengan gunung - gunung yang lain adalah luas puncaknya yang cenderung lebih luas di bandingkan dengan luas puncak gunung - gunung lainya.
Jika puncak gunung pada umumnya sudah terpecah - pecah oleh jurang maupun kawah. Sehingga area untuk camping cenderung sempit. Tapi untuk puncak Sindoro Anda tidak akan menemukan kasus seperti itu. Puncak Sindoro memiliki puncak yang “menggabung”. Bahkan jika dikalkulasi, Anda akan menemukan bahwa luas puncak Sindoro setara dengan tujuh lapangan sepakbola dengan kawah di sebelah timur dari puncak yang “berjurang” sedalaman sekitar 30 meter.
Berada di puncak Sindoro memiliki sensasi yang sangat dalam. Apalagi bagi Anda yang belum pernah mendaki gunung. Hamparan awan yang berada di bawah kita dengan pemandangan kota Temanggung, Magelang, bahkan kota - kota yang cenderung jauh seperti Semarang juga terlihat.
Kawah Jalatunda Sindoro |
Untuk perjalanan menuju puncak, anda akan merasakan “sembilan jam yang melelahkan”. Dalam perjalanan ke puncak Anda akan menemukan “pos pemberhentian” yang ada setiap 1,5 km. Jadi sepanjang perjalanan menuju puncak, Anda akan menemukan 7 pos. Jangan dibayangkan bentuk pos itu seperti bangunan, karena pos pemberhentian itu bisa saja hanya berupa tanda seperti kayu ataupun hanya tanah lapang.
Bagi Anda yang belum pernah mendaki pastinya akan kaget, karena jarak satu kilometer akan terasa seperti 10 km ditanah datar. Jadi mengeluh karena panjangnya perjalanan akan terus menghiasi bagi para “pemula”. Dalam perjalanan ke puncak pada pos 1 sampai 3 Anda akan menemukan perkebunan Kubis maupun tembakau di samping kiri dan kanan Anda. Di pos 3 Anda akan menemukan hutan Pinus yang pernah terbakar sepanjang kira - kira satu kilometer.
Setelah itu Anda akan menemukan Sabana yang sangat luas di pos 4 hingga 5. Di pos 6 Anda akan menemukan bebatuan luas bekas letusan yang telah membeku. Kadang - kadang juga diselingi dengan bau belerang. Setelah itu menyusuri “jalan” diantara bebatuan yang terbentuk akibat aliran air hujan sekitar 500 meter keatas Anda akan menemukan hamparan tanah lapang yang sangat luas.
Dan selamat, Anda telah telah sampai di puncak. Jangan lupa bawalah jaket yang super tebal karena pada pagi hari sekitar jam 3 sampai jam 7 Anda akan menemui suhu terendah yang bisa mencapai 2 derajat celcius. Jadi bayangkan jika nol derajat air membeku, maka Anda berada 2 tingkat diatas membeku.
0 komentar:
Posting Komentar