Taman Ninfa sudah ada sejak akhir abad ke-19, ketika keluarga bangsawan Caetani mengambil tanah tempat taman ini kini berdiri. Ninfa sendiri adalah bagian dari sebuah kota yang ditinggalkan sejak masa Abad Pertengahan.
Kota itu tadinya memiliki 150 rumah dan tujuh gereja, menjadikannya tempat pemberhentian para peziarah dan pedagang sebelum perang sipil. "Ninfa bukan sekadar taman, tempat ini memiliki sejarah yang panjang," kata Lauro Marchetti kepada Roffredo Caetani Foundation, pengelola taman yang berada 70 kilometer dari Roma ini, seperti dikutip dari TheAge, Senin (3/6/2013).
Ibu Caetani, seorang yang berasal dari Inggris bernama Ada Wilbraham, adalah penemu Taman Ninfa. Ia merupakan seorang musisi, yang memiliki ide untuk menambahkan air terjun di taman ini agar menciptakan melodi yang indah di tengah taman.
"Di malam hari, Anda akan seperti mendengar konser di tengah taman ini. Suara nyanyian burung dan arus air membentuk melodi yang indah," ujar Marchetti.
Banyak bunga tumbuh di taman ini, mengiringi reruntuhan jembatan Romawi yang menjadi jalan di antara sungai yang dihuni ikan trout langka serta bunga-bunga air. Keindahan taman ini membuat para penulis gemar mengunjunginya, sebagai tempat untuk mencari inspirasi.
Sekira 1.300 spesies bunga hidup di taman ini, mulai dari rhubarbs raksasa dari Brasil hingga pohon Cedar dari Afrika Utara. Anda juga bisa melihat pohon pisang, tulip Amerika, dan Maple Jepang di taman cantik ini.
Untuk menjaga keindahannya, Taman Ninfa hanya dibuka antara April hingga November, tepat pada saat bunga-bunga bermekaran. Taman ini dikunjungi sekira 55 ribu pengunjung setiap tahunnya.
0 komentar:
Posting Komentar